Pernah terbayang ? Ada orang yang sudah hafal Al Qur’an beserta tafsirnya, hafal Riyadhus Shalihin, bisa 11 bahasa asing dan 20 bahasa daerah tapi dia tidak beragama?
Ia telah mempelajari berbagai macam agama agama yang ada, mulai dari Hindu, Kristen, dan Islam. Ia pun pernah menyatakan ketertarikannya pada agama yang dibawa oleh Muhammad. Namun, Allah belum memberikan hidayah ke dalam hatinya sehingga dia belum mau menjadi seorang muslimah.
BETAPA MAHALNYA HIDAYAH.
SETINGGI-TINGGINYA ILMU,
SELUAS-LUASNYA PENGETAHUAN,
SEDALAM-DALAMNYA PEMIKIRAN, DAN
SEKUAT-KUATNYA HAFALAN AL-QUR’AN 30 JUZ DAN HADlTS
TIDAKLAH MAMPU MENGGAPAI HIDAYAH.
KERANA HIDAYAH DATANGNYA DARI RAHMAT ALLAH.
SEBAGAIMANA SEORANG HAMBA MASUK SURGA KARENA RAHMATNYA
Maka pertanyaan yang muncul adalah :
Mengapa manusia ada yang beriman kepada Allah dan hukum Allah dan ada pula yang kafir (mengingkari) Allah dan hukum-Nya dan atau beriman kepada Allah tetapi kafir pada hukum Allah? Kenapa tidak Allah ciptakan saja semua manusia itu beriman kepada-Nya dan kepada hukum-Nya. Bukankah Allah itu Maha Kuasa?
Allah, Sebagai Tuhan Pencipta manusia mempersilahkan manusia itu sendiri yang memilih jalan hidup yang akan mereka jadikan aturan dan standar kehidupan di dunia ini, apakah jalan iman (keyakinan dan ketaatan) kepada-Nya, atau jalan kufur (pengingkaran dan maksiat) kepada-Nya, hukum dan sistem-Nya. Namun setiap pilihan itu akan mengandung konsekuensi akhirat yang berbeda.
Agar manusia tidak mempunyai peluang untuk berprasangka buruk pada Allah, apalagi menuduh-Nya diskriminatif atau zalim dalam memutuskan perkara manusia di Akhirat kelak berkaitan dengan apa yang telah mereka pilih dan kerjakan semasa mereka mendapat jatah hidup di dunia,
Allah telah menciptakan mereka dengan sebaik-baik bentuk dibandingkan dengan makhluk lain, sehingga menjadi makhluk yang sangat sempurna. Kesempurnaan manusia itu dilengkapi dengan fasilitas fisik yang super canggih, dibekali pula dengan empat alat super moderen, yakni telinga, mata, otak dan hati.
Di samping itu, diturunkan pula bagi mereka Kitab Petunjuk Hidup (Al-Qur’an) yang haq (benar), untuk menjelaskan mana haq (kebenaran) dan mana pula yang bathil, mana yang menyelamatkan dan mana yang menyesatkan manusia. Kitab Petunjuk Hidup yang terjamin keasliannya sampai hari Kiamat itu didukung pula oleh tanda-tanda Kebesaran dan Keagungan-Nya yang tesirat dalam jagad raya dan dalam diri manusia yang setiap saat dan waktu Allah munculkan, baik melalui kerja keras manusia dalam melakukan eksperimen-eksperimen ilmiah, atau Dia munculkan begitu saja di hadapan mereka.
Belum cukup sampai disitu Alah masih mengirimkan kepada manusia seorang utusan untuk mebantu menerangkan wahyu allah dengan hadits haditsnya dan Rasul itu bernama Muhammad Shallallahu’alaihiwasallam.
Namun demikian, mengapa masih banyak manusia yang ingkar, menentang Allah Tuhan Pencipta, dan bahkan ada yang menolak keberadaan-Nya sedangkan mereka sendiri tinggal di atas bumi yang diciptakan-Nya?
Dalam kondisi umat manusia hari ini yang sedang kehilangan pegangan dan petunjuk hidup, maka nilai Hidayah terasa sangat mahal. Karena dengan Hidayah itulah manusia bisa hidup mulia dan selamat di dunia dan di akhirat.
Pembaca yang budiman, pernahkah anda bayangkan ada seorang nenek yang hafal Al Qur’an, bahkan tafsir Jalalain pun ia hafal, karena merasa belum cukup sampai disitu ia pun menghafal satu kitab Riyadhus Shalihin dan beberapa bab pada kitab Ihya’ Ulumudin, dan lebih dari itu ia pun menguasai 11 bahasa asing dan 20 bahasa daerah.
Sumber :
Anamuslim.org
Eramuslim.com