Kenapa kita terlihat hebat di hadapan manusia?
Bukan kita yang hebat , Tapi Allah lah yang dengan rapih menutupi aib kita.
Jika saja mau jujur, sungguh itu bukan karena kebaikan kita. Itu semata karena Allah masih menutupi segala aib kita. Kalau kita mau jujur, dosa dan kesalahan kita amat banyak. Jauh melebihi dosa dan kesalahan kita yang diketahui orang lain. Orang lain mungkin hanya mengetahui aib kita yang terlihat atau terdengar oleh mereka.
Sadar atau tidak sadar setiap hari banyak diantara kita yang melakukan maksiat diam diam, mencuri diam diam, korupsi diam diam, menggunjing diam diam. Setiap hari banyak diantara kita yang sadar atau tidak sadar berbohong demi sesuap nasi, mengambil hak orang lain, menyakiti orang lain. Sadar atau tidak sadar kita banyak ‘mencederai’ Allah dan manusia.
Saudaraku.
Bayangkan jika dosa itu berwujud. Misalkan, Jika dosa itu berupa titik hitam, maka setiap kali anggota tubuh kita yang melakukan kemaksiatan ia akan berubah menjadi hitam dan lambat tapi pasti tubuh kita bisa lebih hitam dari kulit orang afrika.
Jika dosa itu berwujud dalam bentuk bau, maka setiap anggota tubuh kita yang melakukan kemaksiatan akan mengeluarkan bau yang tidak sedap dan secara perlahan tapi pasti tubuh kita akan lebih busuk dari pada kotoran.
Jika dosa berwujud dalam rasa sakit, maka setiap kali anggota tubuh melakukan kemaksiatan akan merasakan sakit dan entah bagaimana kondisi tubuh kita jika terus melakukan kemaksiatan.
Oleh karenq allah telah menutupi aib kita. Maka, jangan kita beberkan dosa dosa kita dihadapan manusia. karea hali itu akan mengundang murka Allah kepada kita.
Saudaraku
Jika saat ini kita tampak hebat dan baik dimata orang, itu hanya karena Allah taala menutupi aib dan keburukan kita. Jika tidak, maka habislah kita. Terpuruk, seterpuruk-terpuruknya. Malu, semalu-malunya. Hina, sehina-hinanya. Seperti tak ada lagi tempat tersedia untuk menerima kita.
Maka janganlah merasa sombong dan mengangap diri selalu baik serta selalu membicarakan dan menggunjing keburukan dan masa lalu orang lain.
Boleh jadi orang yang dibicarakan melakukan satu dosa tapi kita melakukan dosa lain yang bahkan lebih banyak tapi tak terlihat.
Boleh jadi dosa dan kesalahan kita jauh lebih berat dari orang yang kita bicarakan , tetapi Allah tidak membuka aib kita.
Boleh jadi orang tersebut pun mulia di hadapan Allah karena menangisi akan dosa dosa yg di perbuatnya. Sedangkan kita menjadi hina di hadapanNya, karena bangga dengan amalan kita, yang mungkin tidak bernilai dihadapanNya.
Rasulullah bersabda :
وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ فِي الدُّنْيَا سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat” (Hadits Riwayat Imam at-Tirmidzi).
Jadi marilah berhenti membicarakan aib dan kejelekan orang lain. Mari sibuk mengoreksi diri sendiri dan memperbaiki diri. Demi Allah, setiap kita akan kembali padaNya mempertanggungjawabkan setiap hal yang kita lakukan, sekecil apapun.
Sumber :
Elhooda.net
Butirtasbih.blogspot.id