The sun is not shine, now. Tampaknya demikian yang kita rasakan saat ini. Kita melihat matahari tidak bersinar cerah. Ternyata setelah diteliti bukan matahari yang semakin redup, tapi kita yang melihat matahari dengan kacamata hitam.
Inilah gambaran kita memandang ajaran agama dari sebelah mata. Melihat ajaran agama hanya dari segi riual saja, juga menyangka ajaran agama tidak terkait dengan kehidupan dunia. Dimana yang seharusnya bisa kita saksikan bahwa ajaran agama sangat menganjurkan kesuksesan dunia juga menuntun untuk mendapatkan sukses akhirat. Mendapatkan kehidupan yang baik dan bahagia didunia juga akhirat.
Tulisan saya ini bermula dari kesedihan melihat orang yang memandang sebelah mata terhadap perintah agama yang dalam hal ini sholat. Mereka berfikir sholat sama sekali tidak terkait dengan kesuksesan dunia, tidak mampu mengantarkannya kepada kemakmuran, kesuksesan dan segala sesuatu yang bersifat kebendaan, sehingga mereka enggan menjalankan sholat dan banyak beraktivitas pada urusan dunia saja. Dimana yang terakhir ini jika mereka mengetahui adalah bentuk ibadah jika diniatkan dengan Alloh. Sayangnya tidak demikian. Orang yang bersholat dengan benar dia pasti tahu bahwa bekerja adalah ibadah dan dia harus melakukannya.
Maka buku ini menjawab mereka yang memandang sebelah mata. Sungguh sholat bukan ibadah ritual semata, bahkan ternyata ada pelajaran menggapai sukses dalam sholat, yang ditunjukkan berupa hukum-hukum alam yang jika kita mengaplikasikannya pasti akan mendapatkan kesuksesan. Kesuksesan dunia dan pasti kesuksesan akhirat jika dijalankan dengan benar.
Hukum-hukum alam tentang kesuksesan yang akan saya sampaikan dalam buku ini. Diberikan di dalam sholat dan dikerjakan secara berulang-ulang agar energi untuk mendapatkannya selalu ’membara’. Tidak padam karena selalu dibakar 5 kali dalam sehari semalam. Atau lebih membara lagi dengan tambahan sholat sunnah yang dilakukan di sepertiga malam –terakhir– juga dhuha yang dikerjakan pada saat matahari telah berjalan sepenggalahan.
B. Sunnatulloh (Hukum-hukum Alam)
Sunnatulloh itu bermakna sesuatu yang bisa dipelajari. Artinya ada suatu kepastian akan mendapatkan. Jika kita melakukan ’ini’ pasti akn mendapatkan ’itu’. Seringkali saya memberikan gambaran, jika kita menanam biji jambu maka kita akan mendapatkan pohon jambu. Jangan mengharap akan tumbuh tanaman jagung jika yang kita tanam adalah biji jambu. Jangan pula Anda mengharap batu akan terus naik jika anda melemparkannya ke atas (dibumi ini). Inilah contoh-contoh hukum alam itu.
Alloh memberikan hukum-hukum alam agar dapat dipelajari oleh manusia. Bagaimana seandainya Alloh menciptakan sesuatu yang tidak tentu. Dari biji jambu akan bisa tumbuh apa saja. Kita mengharap pohon mangga ternyata yang tumbuh adalah buah durian. Jika bukan dalam bentuk sunnatulloh maka akan terjadi kekacauan dalam tatanan dunia. Seorang petani juga akan selalu frustasi karena apa yang ditanamnya tidak bisa diprediksi.
Meski demikian ternyata ada banyak variabel yang menentukan kualitas hasil hukum-hukum alam ini. Memang jika kita melemparkan batu ke atas pasti akan jatuh ke bumi. Tapi dimana jatuhnya, apakah akan jatuh di depan kita, di belakang kita, samping kiri atau kanan kita ini yang di sebabkan oleh variabel itu. Maka pelajaran yang diberikan dalam sholat tidak hanya satu, tapi butuh kombinasidari beberapa hal dan ini yang akan membedakan mana yang serius dan mana yang main-main. Mana yang ingin dan mau melakukan dan mana yang hanya sekedar mau. Inilah pelajaran yang akan di dapatkan dalam sholat nanti.
C. Sekolah Kesuksesan Terhebat
Sholat! Inilah sekolah kesuksesan terhebat karena dari sana terdapat pelajaran lengkap, terlebih pelajaran kesuksesan . Sehingga dengan bersholat dan mengaplikasikanya akan didapatkan kesuksesan terhebat juga disertai kebahagiaan hidup. Menurut Ust. Mohd Zawawi Yusoh, Sholat mengandung pelajaran 6 rukun Iman dan 5 rukun Islam, yang oleh Ary Ginanjar telah dibahas panjang lebar dalam bukunya ESQ untuk mengantarkan seseorang kepada kesuksesan.
Ust. Mohd Zawawi Yusoh mengatakan ketika seorang bersholat seolah-olah menerapkan rukun iman dan menginspirasi untuk menjalankan rukun islam secara penuh. Menjalankan sholat berarti mengimani Alloh Al-Ahad, Tuhan yang satu dan satu-satunya yang berhak disembah. Allohlah yang menurunkan perintah sholat untuk dijadikan ‘tiang’ dalam kehidupan. Assholaatu imaaduddiin, sholat adalah tiang agama, dan agama adalah cara hidup kita maka diatas sholatlah kita seharusnya hidup. Sholat sebagai bentuk penghambaan diri kita kepada Alloh, karena kita diciptakan tidak lain untuk beribadah kepadaNya.
Menjalankan sholat berarti mengimani malaikat. Malaikatlah yang menjadi penghubung wahyu dari Alloh untuk Nabi. Malaikat yang mengantarkan Rasululloh ke langit, menerima wahyu dari Alloh. Malaikat juga yang mencatat semua amal-amal kita, baik amal baik maupun buruk, termasuk mencatat sholat yang kita lakukan. Melakukan sholat berarti mempercayai adanya malaikat yang senantiasa memperhatikan, mengawasi kita dan mencatat amal kita.
Didalam sholat diperintahkan untuk membaca surat Al-Qur’an. Mengerjakan sholat berarti mengimani Al-Qur’an (Kitab terakhir dari
Alloh yang menjadi penyempurna kitab-kitab terdahulu) sebagai pegangan hidup. Senantiasa membaca Al-Qur’an dalam sholat berarti senantiasa berpegang teguh pada pegangan hidup (Al-Qur’an) itu.
Menjalankan sholat juga berarti mengimani Nabi, karena Nabilah yang diberikan risalah untuk menyebarkan perintah sholat. Berarti juga meneladani Nabi bagaimana beliau menjalankan perintah sholat dengan benar serta mengikuti cara nabi bagaimana berhidup dari kekuatan sholat.
Iman kepada Hari akhir. Justru kita mengerjakan sholat untuk mempersiapkan bekal menuju hari akhir. Kita menyadari hidup di dunia ini hanya sementara dan kita mengimanai kehidupan yang kekAlloh berada diahirat. Disana pula hari pembalasan untuk kita.
Iman yang terakhir, Iman kepada Qadha dan Qadar. Keimanan kita terhadap Qadha dan Qadar ditunukkan ketika kita membaca, “Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin.” (KepadaMulah kami menyembah dan kepadaMulah kami mohon pertolongan). Ini adalah bentuk ketidakberdayaan manusia tanpa pertolongan dan kekuatan dari Alloh. Mengusahakan dengan sekuat tenaga untuk ‘menjemput’ qadha dan qadar Alloh. Orang beriman selalu optimist karena merasakan Alloh bersama dia.
Dengan melakukan sholat kita terinspirasi untuk menjalankan rukun islam secara menyeluruh karena kita senantiasa rukun islam dalam sholat. Syahadat selalu kita baca pada tahiyat awal dan akhir. Berarti kita telah mengerjakan rukun islam yang pertama, sehingga konsekuensinya harus kita terapkan dalam kehidupan makna dari syahadat itu. Mendirikan sholat berarti melakukan sholat itu sendiri. Kita diperintahkan bersholat untuk menutup aurat, memakai pakaian yang baik dan pakaian terbaik untuk menuju masjid, juga memakai wangi-wangian. Ini mengingatkan bahwa dalam sholat ada harta yang dibawa untuk mengerjakannya dan dalam harta itu ada hak mereka yang membutuhkan yang harus diberikan dalam bentuk zakat. Puasa berarti menahan diri dari makan dan nafsu. Didalam sholat kita juga tidak diperkenankan untuk makan dan berbicara yang tidak ada kaitannya dengan Al—Qur’an dan sholat. Ini bentuk puasa (menahan diri) dalam sholat. Berhaji bila mampu. Menghadap kiblat adalah manifestasi kita beribadah menuju baitullah. Sehingga dengan bersholat kita senantiasa merindu untuk pergi berhaji dan mendapatkan pahala haji; mabrur.
Alloh menyampaikan pula di dalam sholat tentang hukum-hukum alam kesuksesan, dimana orang bisa mendapatkan kesuksesan dengan mendirikan sholat dan belajar dari sholat. Pelajaran-pelajaran kesuksesan yang ada di dalam sholat jika diaplikasikan, hasilnya akan pasti akan bukan sebuah kemungkinan lagi. Itu kenapa saya menamakan sholat ini sebagai sebuah sekolah kesuksesan terhebat.
Kesuksesan yang akan didapatkan dari sholat bukan sebuah kesuksesan semu yang –hanya– sukses dihadapan manusia. Kesuksesan yang didapat adalah kesuksesan hakiki, mulia dihadapan manusia juga mulia di hadapan Alloh. Bukan kesuksesan yang hampa yang setelah kita mendapatkannya. Kita menjadi kosong, tak bermakna, tidak juga bahagia. Kesuksesan yang didapatkan dalam sholat adalah kesuksesan yang membahagiakan.
Pelajaran-pelajaran kesuksesan yang berupa hukum alam (sunnatulloh) ini yang akan kita bahas lebih dalam pada buku, “Sholat, Sekolah kesuksesan Terhebat” –Rahasia Kesuksesan Yang Diajarkan Dalam Sholat–.
D. Pelajaran dan Pelatihan Kesuksesan
Pelajaran-pelajaran kesuksesan yang diberikan dalam sholat saya tuliskan pada 17 Bab (Bagian). Pelajaran-pelajaran kesuksesan itu sebagai berikut:
Bagian pertama membahas berfikir dan bersikap positif. Pelajaran ini didapatkan dalam rangkaian sholat yaitu dari wudhu. Berfikir dan bersikap positif adalah syarat untuk mendapatkan kesuksesaan seperti halnya wudhu sebagai syarat syah untuk mendirikan sholat. Dalam wudhu kita diberikan informasi-informasi positif melalui basuhan-basuhan air pada anggota-anggota wudhu, menjadikan autosugesti terbaik bagi kita. Saya namakan ini sebagai cara untuk berfikir dan bersikap positif paling hebat.
Bagian kedua membahas tentang Adzan, sebagai manifestasi dari manajemen waktu untuk mendisiplinkan diri, bekerja atas dasar kualitas bukan sekedar kuantitas.
Bagian ketiga tentang niat. Dengan niat yang lurus, menujukan semua aktivitas hanya untuk Alloh akan menjadikan kesuksesan yang diperoleh menjadi kesuksesan yang barakah. Kesuksesan yang tidak hanya bernilai kesuksesan (keberhasilan pencapaian) tapi kesuksesan yang membahagiakan. Saya menyebutnya Sukses +
Bagian keempat akan membahas Impian. Impian menjadikan orang bisa terbang dan mencapai ke bulan. Impian menjadikan jarak tidak lagi menjadi hambatan untuk bertemu dan bertatap muka. Impian!, Sesuatu yang besar yang harusnya kita inginkan dan kita capai, karena tugas kita di dunia ini adalah tugas besar yaitu kholifah, utusan yang mengelola bumi bahkan dunia. Tugas ini tidak mungkin dimiliki oleh mereka yang tidak memiliki daya, kekuatan, merasa kecil, dan tidak mampu. Maka menjadi besar adalah impian kita yang diajarkan oleh takbir.
Bagian kelima membahas komitmen. Impian itu membutuhkan komitmen kuat untuk meraihnya. Maka Alloh mengajari kita sebuah komitmen total, komitmen tertinggi. Penyerahan sholat, ibadah, hidup dan mati hanya untuk Alloh. Ini adalah bentuk komitmen tertinggi. Dengannya maka kita akan mendapatkan kekuatan besaar untuk memperjuangkan impian.
Bagian keenam memberikan cara untuk antusias dan optimis dalam mengerjakan sesuatu. Kita mendapatkan pelajaran antusias dan optimis ini dari fatihah. Fatihah sebagai sarana bercengkrama dengan Alloh dan berdoa memohon kesuksesan (sebuah jalan lurus). Kita akan benar-benar merasakan bahwa Alloh lebih dekat dari pada urat leher kita. Merasa antusias karena Alloh membersama langkah kita dan optimis karena kita meminta kepada yang memiliki segalanya.
Bagian ketujuh adalah pelajaran kreativitas. Kita membutuhkan kreativitas untuk memperoleh kesuksesan. Pun Alloh tidak lupa mengajarkan kepada kita dalam sholat. Membaca surat Al-Qur’an adalah pelajaran kreatif. Inilah pelajaran kreatif yang sebenar-benarnya.
Kita juga membutuhkan fokus untuk sukses. Maka pada bagian kedelapan akan mengajarkan kiat mendapatkan pelajaran fokus, yaitu dari ruku’ dan sujud. Dengan fokus ini kita akan merasakan bahwa yang akan kita tuju sudah nyata berada didepan mata kita. Kita seperti ‘melihat’ Alloh ada dihadapan kita’. Ini adalah pelajaran fokus paling dahsyat.
Pada bagian sembilan kita akan belajar tentang kesabaran; kita akan belajar tekun dan gigih. Sabar memberikan sumbangan besar dalam mencapai kesuksesan. Kita akan mendapatkannya pada bagian ini, kita akan mendapatkan dari tima’ninah. Riku’ i’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud harus dilakukan tuma’ninah. Waktunya cukup lama bahkan berart (ketika dalam posisi duduk) atau lebih lama lagi ketika tahiyat. Maka kesabaran ini menguji kita sejauh mana kemampuan kita. Sesuatu yang besar membutuhkan kesabaran luarbiasa untuk mendapatkannya. Tuma’ninah mengajarkan.
Bagian sepuluh akan menguatkan kesabaran. Bagian ini adalah pelajaran ‘bangkit kembali’, tidak kenal menyerah. Pelajaran ini di ajarkan pada aktivitas bangkit dari sujud.
Bagian sebelas mengajarkan agar kita bekerja keras dalam menggapai kesuksesan seperti yang diajarkan melalui perintah sholat isya’ dan subuh. Sesuatu yang besar membutuhkan kerja yang besar juga, butuh kerja keras. Kerja keras seperti apa? Lihat saja
Bagian kedua belas Insya Alloh jika kita mengaplikasikan pelajaran dalam sholat ini, kita akan menang seperti yang digambarkan dalam salam. Maka ‘rayakan’ karena merayakan akan lebih menguatkan.
Ketiga belas dan seterusnya akan akan menguatkan kesuksesan dan kemenangan kita. Bagian ketiga belas akan akan menunjukkan kekuatan dahsyat, ‘big bang’ untuk mendapatkan dan menguatkan kesuksesan.
Keempat belas tentang pengkomunikasian sukses. Pengkomunikasian sukses ini selalu berlanjut, pada saat mempersiapkan, saat berada di jalan dan saat mendapatkannya. Masjid menjadi tempat terbaik untuk mengkomunikasikan sukses ini, seperti yang dilakukan Nabi.
Kelima belas pribadi utuh yang dihasilkan dari sholat, yang saya namakan sebagai pribadi 360 derajat, yang sholat mengajarkannya melingkar sejauh 360 derajat.
Keenam belas disajikan untuk memperkokoh kesuksesan, yaitu membahas tentang leadership. Orang akan mendapatkan kesuksesan dengan leadership dan untuk mempertahankan leadership pasti digunakan.
Dan Ketujuh belas mengatakan tentang apa sesungguhnya sholat ini diperintahkan. Sholat adalah sesungguhnya tentang pelajaran tindakan (action). Tidak hanya butuh otak, tidak hanya hati, tidak pula hanya lisan, juga bukan sekedar aktivitas fisik. Tapi sholat dikerjakan dari sinergi kesemuanya. Inilah pelajaran action yang sesungguhnya. Karena Alloh tahu kehidupan memang tidak bisa dilalui hanya dengan berpangku tangan. Maka sholat menjadi pelajaran dan inspirasi untuk melakukan action.
E. Mengaplikasikan Sholat Dalam Kehidupan
Sholat bukanlah sekedar ibadah ritual kita kepada Alloh, sholat juga tuntunan dan pelajaran bagaimana seseorang harus menghidup. Maka kata Aa’ Gym, “Melaksanakan fiqih sholat saja belum cukup. Bisa jadi kondisinya seperti di negara kita, banyak yang melakukan sholat namun belum merubah apa-apa, belum menjadikan negara kita sejahtera.” Perlu mengaplikasikan pelajaran-pelajaran yang ada dalam sholat untuk diterapkan dalam kehidupan.
Mendirikan sholat harusnya berarti mengaplikasikan rukun iman dan pelajaran-pelajarannya, mengaplikasikan rukun-rukun islam beserta pelajaran-pelajarannya, serta berarti mengaplikasikan pelajaran-pelajaran kesuksesan yang berada di dalam sholat untuk menyambut tanggungjawab dan tugas kita sebagai kholifah fil ardh (pengelola bumi). Agar tidak menjadi pribadi yang hanya memenuhi bumi, tetapi lebih indah dari itu menjadi pribadi memakmurkan bumi, menjadi pribadi yang saling memberikan manfaat, dan menjadi pribadi yang menjadi rahmat. Menjadi rahmat bagi alam semesta.
Anda semua boleh melupakan semua yang tertulis dalam buku ini nantinya setelah Anda selesai membaca. Namun saya tidak berharap Anda –tentunya juga saya– melupakan perintah yang paling utama yang diberikan kepada kita. Perintah yang paling pertama diperhitungkan, yaitu sholat. Anda akan menemukan sendiri bagaimana sholat mengajarkan kesuksesan kepada Anda. Maka mari kita saling menasehati untuk meneguhkan diri mendirikan sholat dan membawa sholat dalam kehidupan agar kita menjadi pribadi-pribadi sholat. Mari kita dirikan sholat, dan mari kita bersekolah dalam sholat!