Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik keimanannya dan paling mulia akhlaknya.
Allah berfirman,
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti (akhlak) yang agung.” (QS. Al Qalam : 4)
Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pun kerap ketika menyinggung soal akhlak mengaitkannya dengan iman. Berikut beberapa sabdanya:
(( مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بالله وَاليَومِ الآخرِ ، فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ باللهِ وَاليَومِ الآخِرِ ، فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ باللهِ وَاليَومِ الآخِرِ ، فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَسْكُتْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan kepada hari akhir, hendaknya ia tidak menyakiti tetangganya, barangisiapa yang beriman kepada Allah dan kepada hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan kepada hari akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam.” (Muttafaq ‘alaih)
(( لا يُؤمِنُ أحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحبُّ لِنَفْسِهِ )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
“Tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga ia menyukai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” (Muttafaq ‘alaih)
لاَ إِيمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ
“Tidak ada iman bagi yang tidak memiliki sifat amanah” (HR Ibnu Hibban dalam shahihnya, dinilai hasan sanadnya dengan syawahid oleh Syaikh Syu’aib al Arnauth)
أكْمَلُ المُؤمِنِينَ إيمَاناً أحْسَنُهُمْ خُلُقاً
“Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik diantara mereka akhlaknya.” (HR Tirmidzi, ia berkata: hadis hasan shahih)
Dari hadis-hadis diatas, sangat jelas kaitan iman dengan akhlak. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersyaratkan akhlak bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, menafikan kesempurnaan iman dari orang yang tidak berakhlak, dan mengabarkan bahwa kesempurnaan iman orang beriman ditentukan oleh kebaikan akhlak mereka.