Berbeda dengan Indonesia, di mana politisi muslim dari partai Islam berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahramnya, menjadi berita heboh dan kontroversi di media nasional maupun internasional, maka di Malaysia hal itu sebaliknya.
Seorang politisi wanita muslim telah menyebabkan terjadinya kontroversi setelah dirinya menolak berjabat tangan dengan laki-laki pada saat dirinya berkampanye di sebuah ajang pemilihan, sehingga hal tersebut memicu perdebatan di Malaysia yang membagi ras dan agama.
Normala Sudirman, seorang rising star dalam partai Islam konservatif (PAS) yang termasuk dalam aliansi oposisi, mengatakan bahwa imannya melarang adanya hubungan yang terlalu dekat antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram termasuk melarang bersalaman.
“Kami (muslimah) bahkan tidak berjabat tangan dengan laki-laki Muslim,” katanya pekan ini, membela sikap nya terhadap tuduhan bahwa tindakannya tersebut menandakan bangkitnya Islamisasi dari negara yang multikultural tersebut.
Malaysia, sebuah negara mayoritas Muslim, diperintah oleh koalisi partai berbasis ras termasuk Asosiasi Cina Malaysia (MCA), yang pemimpinnya Chua Soi Lek memicu kontroversi dengan mengkritik Normala.
“Kami menghormati pilihannya, dan juga dia juga harus mengerti mengapa orang bingung dengan tindakannya,” kata Chua seperti dikutip oleh surat kabar The Star.
Malaysia terdiri dari etnis minoritas Cina dan India, yang beragama Buddha, Kristen dan Hindu di antara agama-agama lain, mengeluhkan hak-hak mereka diinjak-injak oleh penerapan nilai-nilai Islam dalam perjalanan hidup mereka.
Red: Fani
Sumber: Eramuslim