Musibah Awal Kebahagiaan Seorang Hamba

“Sesungguhnya kita adalah milik Allah, dan kepada-Nyalah kita akan kembali. Ya Allah, berilah aku pahala atas musibah yang menimpaku, dan berilah aku ganti yang lebih baik darinya.”

Tak selamanya kehidupan di dunia ini membuat kita bisa tersenyum, kadang air matapun tertitik sebagai tanda kesedihan yang sedang menimpa, musibah datang tak disangka-sangka baik berupa tekanan/ketakutan, kelaparan, kehilangan harta, bahkan hilangnya jiwa dan jiwanya orang-orang yang di cinta, itu semuanya tuk menguji hambanya siapa diantara meraka yang tetap mulia dan tegar diatas jalanNYa.

Begitulah kehidupan dunia digelar, ada kalanya kenikmatan dan kebahagiaan yang datang, ada kalanya musibah dan kesedihan yang menghampiri. Keduanya adalah cobaan dan ujian, agar Allah ‘dapat melihat’ –dan Alah maha mengatahui-  siapa diantara ciptaanNya yang benar-benar menghamba kepada Rabnya.

Inilah keadaan orang mukmin, segala keadannya menakjubkan baik dikala senang mendapat nikmat maupun dikala sedih mendapat musibah.

Dari Shuhaib berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “perkara orang mu`min mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mu`min, bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya.”

Mari kita simak bagaimana pendahulu kita yang sholeh bereaksi ketika mendapati musibah.

Dari Ummu Salamah bahwa ia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah lalu ia membaca apa yang telah diperintahkan oleh Allah, ‘INAA LILLAHI WAINNAA ILAIHI RAAJI’UUN ALLAHUMMA`JURNII FII MUSHIIBATI WA AKHLIF LII KHAIRAN MINHAA (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Ya Allah, berilah kami pahala karena mushibah ini dan tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya).’ melainkan Allah menukar baginya dengan yang lebih baik.” Ummu Salamah berkata; Ketika Abu Salamah telah meninggal, saya bertanya, “Orang muslim manakan yang lebih baik daripada Abu Salamah? Dia adalah orang-orang yang pertama-tama hijrah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian akupun mengucapkan doa tersebut. Maka Allah pun menggantikannya bagiku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” Ummu Salamah mengkisahkan; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus Hatib bin Abu Balta’ah melamarku untuk beliau sendiri. Maka saya pun menjawab, “Bagaimana mungkin, aku telah mempunyai seorang anak wanita, dan aku sendiri adalah seorang pencemburu.” Selanjutnya beliau pun menjawab: “Adapun anaknya, maka kita do’akan semoga Allah mencukupkan kebutuhannya, dan aku mendo’akan pula semoga Allah menghilangkan rasa cemburunya itu.”

Itulah buah keimanan, Allah memuji dan menambahkan balasan kebaikan yang banyak bagi mereka yang mendapat musibah lalu berdoa dalam firmanya :

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna (ampunan) dan rahmat (keselamatan di akhirat) dari Rab mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS.AL Baqoroh : 156-157)

Bahkan Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita ketika kita menemui sesuatu yang tidak menyenangkan dengan tetap memuji kepada Allah Azza wa Jalla dengan mungucapkan : “ALHAMDULILLAH ‘ALA KULLI HAALIN”. (hadits shahih dikeluarkan Imam Baihaqy dari ‘Aisyah RA)

Maka bersabar merupakan kewajiban seorang muslim dan pilihan terbaik, yang kemudian memunculkan sikap dengan mengatakan perkataan dan doa yang diridhoi Allah, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak membuat Allah murka.

Red: Fani
Sumber: Arrisalah

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *