Nabi kita Muhammad telah mengajarkan tips dan cara agar umat ini maju dari segala aspek kehidupan. Namun, hari ini yang sedang kita saksikan adalah bahwa umat saat ini sedang mengalami kemunduran di berbagai bidang, mulai dari sosial, budaya, ekonomi, politik dan lain sebagainya.
Nabi sudah tawarkan kepada kita, Jika kita ingin maju maka, ikuti cara nabi dalam membangun peradaban umat sehingga bisa maju dalam segala aspek kehidupan. Mari kita telisik sejarah kemajuan masyarakat madinah dibawah asuhan Rasulullah.
Ketika dulu nabi besar Muhammad saw berhijrah dari mekkah menuju madinah, ada tiga hal yang pertama kali dilakukan oleh nabi Muhammad saw. Pertama, Nabi membangun Masjid. Kedua, Nabi mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar. Ketiga, Nabi Membangun pasar.
Mengapa demikian?
- Kenapa nabi membangun masjid? Kenapa nabi tidak pertama kali membangun rumah? Kenapa nabi pertama kali tidak membangun gedung? Membangun istana? Membangun kantor? Pesan tersiratnya adalah jika kita ingin maju maka, makmurkan masjid.Maknanya kemuliaan umat islam bukan karena rumahnya yang besar, pangkatnya tinggi, bukan ukurannya kegagahan parasnya, dia gagah, dia cantik bukan itu ukurannya.
Sebagai lambang bahwa umat islam adalah umat yang selalu menyandarkan diri pada nilai-nilai keilahian. Tetapi kemajuan umat islam tergantung sejauh mana umat islam dapat menghidupkan agama di dalam masyarakatnya, maka mari kita hidupkan tuntunan-tuntunan agama.
Jangan kita hanya berislam di masjid saja. Kalau sudah keluar dari masjid lupa diri kita, kalau sudah di masjid sangat saleh, dzikir, shalat, menundukkan kepala, keluar dari masjid, pergi ke pasar, lupa tuntunan agama.Sebagai lambang bahwa umat islam adalah umat yang selalu menyandarkan diri pada nilai-nilai keilahian.
Ingat! Kita berislam tidak hanya di masjid, karena Allah selalu melihat kita, bukan hanya di masjid; dimana pun kita berada. Disebutkan hatta bersembunyi di bagian lapisan bumi yang paling dalam, semua berada dalam pengawasan Allah swt. kalau mau berislam, berislamlah di masjid, di rumah.
- Kenapa Nabi mepersaudarakan Muhajirin dan Anshar ? Sedangkan mereka memiliki latar belakang yang jauh berbeda satu sama lainnya?Bayangkan yang Nabi lakukan saat itu? Nabi mempersatukan Orang Muhajirin yang datang dari Mekkah, termasuk masyarakat yang ahli di dalam perdagangan. Sementara Masyarakat Anshar adalah masyarakat yang tinggal di Madinah, ahli di dalam masalah pertanian. Dan akhirnya mereka bersaudara, bahkan, setiap orang Muhajirin mencari dan mengangkat seorang kalangan Anshar menjadi saudaranya senasab (seketurunan), dengan niat ikhlas karena Allah Swt. demikian juga sebaliknya orang Anshar, sehingga terwujud persatuan yang tangguh.Beda asal-usul kita, beda suku kita, beda warna kulit kita, beda kampung kita, beda pulau kita, beda Negara kita, semua perbedaan itu bukan menjadi sebab kita saling memusuhi. Tetapi menjadi sebab untuk kita saling mengisi, saling membantu, saling ajak nasihat-menasihati, di dalam kebaikan, saling tolong-menolong, dan saling membantu di dalam amal shaleh. Itulah yang diajarkan oleh nabi kita Muhammad saw.
Suatu peradaban atau masyarakat akan mampu menjadi masyarakat yang maju kalau orang-orang yang tinggal di tempat itu terikat dengan mahabbah, mahabbah artinya rasa cinta-mencintai, saling sayang bukan saling benci, saling menasehati bukan saling mengumpat, kalau kita saling cinta, saling nasehat dan menasehati, maka akan tercipta peradaban yang maju. Itulah peradaban masyarakat yang diridhoi oleh Allah swt.
Kenapa nabi membangun pasar?
Nabi mendirikan pasar sebagai isyarat bahwa mulianya seorang hamba bukan tergantung karena rajinnya shalat atau puasa; tetapi tergantung juga bagaimana berusaha dan berikhtiar di atas dunia. Kalau ada orang yang sehat tetapi kerjaannya berdiri di perempatan minta uang itu adalah manusia yang hina di hadapan Allah. Walaupun shalatnya lima waktu, walaupun puasa Ramadhannya sempurna, tetapi dia tidak mau kerja, dia senang meminta-minta. Nabi Muhammad saw menyebutkan kalau ada orang yang suka meminta-minta di dunia, nanti dia akan menghadap Allah di hari kiamat, tidak ada kulit di mukanya, habis kulit mukanya, yang tersisa hanyalah tulang-belulang. Itulah orang yang hina karena di dunia tidak mau bekerja dan berikhtiar, hanya menggantungkan diri kepada orang lain.
Dan untuk menunjukkan kepada umat islam bahwa di dalam islam itu tidak ada pemisahan antara dunia dan akhirat. Islam tidak hanya mengajarkan kita untuk selamat nanti di surga, tetapi islam juga mengajarkan kita bagaimana selamat dzhohir dan bathin.
- Sumber : SuaraNW.com