Untuk Apa Kita Hidup ?

Sering kali kita sibuk dan terlena oleh kehidupan dunia ini, sehingga kurang miliki waktu bagi kita untuk memikirkan hidupnya kita didunia ini, dalam artian memikirkan arti tujuan dari lahir dan hidupnya kita. Bahkan tidak sedikit pula orang malas untuk memikirkan arti tujuan hidupnya [karena dianggapnya hal tersebut kurang dapat memberi manfaat], karena yang terpenting bagi mereka “jalani saja kehidupan”. Tanpa mau mengambil hikmah, maka seperti orang berjalan dalam gelap gulita.

Lihatlah hidupnya para pekerja, seharian bekerja menunggu tanggal gajian. mereka bekerja bercucuran keringat demi sebuah pengalaman, namun satu tujuan utama yaitu materi.

Read More

Lihatlah pula tujuan para pelajar, peran mereka sebagai pelajar tentulah ilmu yang mereka kejar, pengalaman mereka kejar, relasi sosialisasi mereka kejar, kendati demikian tujuan utamanya seorang pelajar tentulah meraih nilai prestasi, adapun sedikit pelajar hanya sekedar bermain-main, maka niscaya merugilah mereka yang demikian.

Sekarang lihatlah kita selaku insan manusia bernyawa, terlahir dengan hanya miliki satu nyawa, sesaat jalani kehidupan, lalu kemudian mati. Hidup ini begitu singkat terbatasi oleh kematian, BENAR sesungguhnya hidup ini singkat, karena hidup yang sebenarnya adalah akhirat, dimana disana hidup adalah kekal abadi dan itu datang ketika kematian telah hampiri kita.

Untuk dapat mengetahui arti tujuan hidup, maka syarat utamanya adalah tumbuhkan keyakinan kita pada adanya kehidupan setelah matinya kita kelak.

Perhatikanlah firman Allah, dalam Al-Qur’an surah At-thagabun ayat 7 :

زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا ۚ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ ۚ وَذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Terjemah : “Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: “Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” [64:7]

* * *

Kita coba kembali ke topik, untuk dapat mengenal dan meyakini tentang arti tujuan hidup. yakni dengan satu kata saja, dengan satu tarikan nafas saja untuk mengucapkannya, yang kita butuhkan untuk menjawab sejumlah pertanyaan di atas. Yaitu: Al Ibaadah. Ya, semua itu Allah lakukan agar kita beribadah kepada-Nya. Dengan tegas Allah menyatakan,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)

Allah pun menyindir kita dengan pertanyaan,

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminun [23]: 115)

Imam Ibnu Katsir –rahimahullah– berkata, “Firman Allah, “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja)?” “Apakah kaling menyangka bahwa kalian diciptakan tanpa maksud, tujuan dan hikmah?” “Firman Allah, “bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” “Tidak dikembalikan ke negeri akhirat?” (Tafsir Al Qur`an Al Adzim: 5/500)

Jika muncul dalam benak kita pertanyaan, “lalu, mengapa Allah memerintahkan kita untuk beribadah?” Alasan-alasan berikut mudah-mudahan semakin dapat meyakinkan kita mengapa kita harus beribadah kepada Sang Pencipta kita, Allah subhaanahu wa ta’aala.

Karena Allah adalah Pencipta Kita dan Semesta serta Pemelihara Semuanya.

Hal ini sebagaimana pernyataan Allah dalam ayat yang telah lalu penyebutannya (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56, Al Mukminun [23]: 115)

Allah pun berfirman,

اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ

“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” (QS. Az Zumar [39]: 62)

Oleh karena Allah satu-satunya dzat yang menciptakan kita dan juga menciptakan semesta tempat hidup kita, maka kita harus beribadah kepada-Nya, mengabdi sebagai hamba dan bagian dari makhluk-Nya.

Karena Allah menciptakan Kita dengan Bentuk yang Terbaik

Allah tidak menciptakan kita dalam bentuk yang asal-asalan, tapi menciptakan kita dengan bentuk yang terbaik. Perhatikan firman Allah berikut,

لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”(QS. At Tiin [95]: 4)

As-Si’diy berkata, “Maksudnya adalah diciptakan dengan sempurna, anggota tubuh yang sesuai dan perawakan yang pantas, tidak kurang sesuatu apa pun yang ia butuhkan.” (Taisir Karim Al Rahman: 929)

Karena Allah Memuliakan kita dengan Akal Pikiran

Tidak hanya itu, Allah pun mengistimewakan kita dengan akal pikiran. Allah berfirman,

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ

“Dan sungguh kami telah memuliakan anak Adam.” (QS. Al Isra [17]: 70)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa manusia telah dimuliakan dengan akal. (Lihat Tafsir Al Baghawi: 5/108)

Karena Allah yang Mengarunikan kepada Kita Rizki untuk Menopang Kehidupan Kita

Setelah diciptakan, diciptakan dengan bentuk terbaik dan dimuliakan dengan akal pikiran, karunia Allah selanjutnya adalah menurunkan beragam rizki yang dengannya manusia mampu bertahan hidup di bumi ini. Allah berfirman,

أَمَّنْ هَذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ

“Atau siapakah dia yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-Nya?” (QS. Al Mulk [67]: 21)

Itulah beberapa alasan mengapa kita harus beribadah kepada Dzat yang telah mengaruniakan kepada kita segala hal yang kita miliki saat ini. Jelas sekali, sejelas matahari di siang hari. Bagi orang-orang yang mau berfikir, bagi orang-orang yang berakal, bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran dan bagi orang-orang yang mau mengikuti fitrah sucinya. Begitulah Allah sering menyinggung nalar kita untuk berfikir di dalam Al Qur`an. Semoga Allah menuntun kita kepada petunjuk dan keridhaan-Nya

Sumber : tafsiralquran2.wordpress.com

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *